Minggu, 21 Desember 2008

LARANGAN PUASA

Ada puasa pada waktu tertentu yang hukumnya haram dilakukan, baik karena waktunya atau karena kondisi pelakukanya.

1. Hari Raya Idul Fithri
Tanggal 1 Syawwal telah ditetapkan sebagai hari raya sakral umat Islam. Hari itu adalah hari kemenangan yang harus dirayakan dengan bergembira. Karena itu syariat telah mengatur bahwa di hari itu tidak diperkenankan seseorang untuk berpuasa sampai pada tingkat haram. Meski tidak ada yang bisa dimakan, paling tidak harus membatalkan puasanya atau tidak berniat untuk puasa.
2. Hari Raya Idul Adha
Hal yang sama juga pada tanggal 10 Zulhijjah sebagai Hari Raya kedua bagi umat Islam. Hari itu diharamkan untuk berpuasa dan umat Islam disunnahkan untuk menyembelih hewan Qurban dan membagikannya kepada fakir msikin dan kerabat serta keluarga. Agar semuanya bisa ikut merasakan kegembiraan dengan menyantap hewan qurban itu dan merayakan hari besar.
3. Hari Tasyrik
Hari tasyrik adalah tanggal 11, 12 dan 13 bulan Zulhijjah. Pada tiga hari itu umat Islam masih dalam suasana perayaan hari Raya Idul Adha sehingga masih diharamkan untuk berpuasa.
Pada tiga hari itu masih dibolehkan utnuk menyembelih hewan qurban sebagai ibadah yang disunnahkan sejak zaman nabi Ibrahim as.
4. Puasa sehari saja pada hari Jumat
Puasa ini haram hukumnya bila tanpa didahului dengan hari sebelum atau sesudahnya. Kecuali ada kaitannya dengan puasa sunnah lainnya seperti puasa sunah nabi Daud, yaitu sehari berpuasa dan sehari tidak. Maka bila jatuh hari Jumat giliran untuk puasa, boleh berpuasa.
5. Puasa sunnah pada paruh kedua bulan Sya`ban
Puasa ini mulai tanggal 15 Sya`ban hingga akhir bulan Sya`ban. Namun bila puasa bulan Sya`ban sebulan penuh, justru merupakan sunnah. Sedangkan puasa wajib seperti qadha` puasa Ramadhan wajib dilakukan bila memang hanya tersisa hari-hari itu saja.
6. Puasa pada hari Syak
Hari syah adalah tanggal 30 Sya`ban bila orang-orang ragu tentang awal bulan Ramadhan karena hilal (bulan) tidak terlihat. Saat itu tidak ada kejelasan apakah sudah masuk bulan Ramadhan atau belum. Ketidak-jelasan ini disebut syak. Dan secara syar`i umat Islam dilarang berpuasa pada hari itu.
7. Puasa Selamanya
Diharamkan bagi seseorang untuk berpuasa terus setiap hari. Meski dia sanggup untuk mengerjakannya karena memang tubuhnya kuat. Tetapi secara syar`i puasa seperti itu dilarang oleh Islam. Bagi mereka yang ingin banyak puasa, Rasulullah SAW menyarankan untuk berpuasa seperti puasa Nabi Daud as yaitu sehari puasa dan sehari berbuka.
8. Puasa wanita haidh atau nifas
Wanita yang sedang mengalami haidh atau nifas diharamkan mengerjakan puasa. Karena kondisi tubuhnya sedang dalam keadaan tidak suci dari hadats besar. Apabila tetap melakukan puasa, maka berdosa hukumnya. Bukan berarti mereka boleh bebas makan dan minum sepuasnya. Tetapi harus menjaga kehormatan bulan Ramadhan dan kewajiban menggantinya di hari lain.
9. Puasa sunnah bagi wanita tanpa izin suaminya
Seorang istri bila akan mengerjakan puasa sunnah, maka harus meminta izin terlebih dahulu kepada suaminya. Bila mendapatkan izin, maka boleh lah dia berpuasa. Sedangkan bila tidak diizinkan tetapi tetap puasa, maka puasanya haram secara syar`i. Dalam kondisi itu suami berhak untuk memaksanya berbuka puasa. Kecuali bila telah mengetahui bahwa suaminya dalam kondisi tidak membuthkannya. Misalnya ketika suami bepergian atau dalam keadaan ihram haji atau umrah atau sedang beri`tikaf.Sabda Rasulullah SAW
"Tidak halal bagi wanita untuk berpuasa tanpa izin suaminya sedangkana suaminya ada dihadapannya".
Karena hak suami itu wajib ditunaikan dan merupakan fardhu bagi istri, sedangkan puasa itu hukumnya sunnah. Kewajiban tidak boleh ditinggalkan untuk mengejar yang sunnah.

ANJURAN PUASA SUNAH

Assalamu alaikum wr.wb.
Semoga Allah mencurahkan rahmat-Nya kepada kita semua.
Puasa yang dianjurkan oleh Rasulullah saw. di antaranya adalah sebagai berikut:

1. Puasa enam hari pada bulan Syawwal.
Rasulullah saw. bersabda, “Siapa yang berpuasa Ramadhan, lalu diikuti dengan puasa enam hari pada bulan Syawwal, seolah-olah ia berpuasa setahun penuh.” (HR Muslim, al-Tirmidzi, Abu dawud, dll).
2. Puasa Nabi Daud.
Nabi saw. bersabda, “Shalat yang paling Allah sukai adalah Shalat Daud. Dan puasa yang paling Allah sukai adalah puasa Daud. Ia tidur setengah malam, bangun pada sepertiganya, dan tidur pada seperenamnya. Lalu, ia berpuasa satu hari dan berbuka satu hari.” (HR al-Bukhârî).
3. Puasa Hari Asyura dan Tasu’a (10 dan 9 Muharram).
Abu Hurairah meriwayatkan bahwa suatu ketika Rasulullah saw. ditanya, “Shalat apa yang paling baik sesudah salat wajib?” beliau menjawab, “Shalat di tengah malam.” Lalu beliau ditanya, “Puasa apa yang paling baik sesudah Ramadhan?” beliau menjawab, “Bulan Allah yang kalian sebut dengan Muharram.” (HR Ahmad, Muslim, dan Abu Daud).
Abu Musa al-Asy’ari berkata, “Hari asyura sangat diagungkan oleh Yahudi dan mereka menjadikannya sebagai hari raya.” Maka, Rasulullah saw. bersabda, “Berpuasalah kalian pada hari tersebut.” (Muttafaq alaih).
Dalam riwayat lain rasulullah saw. bersabda, “Jika aku masih hdiup hingga tahun depan, aku akan berpuasa hari kesembilannya (pula).” (HR Ahmad dan Muslim).
4. Puasa hari Arafah (9 Dzul hijjjah) bagi yang tidak menunaikan haji.
Nabi saw. bersabda, “Puasa hari Arafah bisa menghapus dosa selama dua tahun, tahun lalu dan tahun yang akan datang. Sementara, puasa hari Asyura menghapus doosa tahun yang lewat.” (HR al-Jamaah kecuali Bukhari dan al-Tirmidzi).
5. Puasa pada bulan Sya’ban
Usamah bin Zaid berkata, “Wahai Rasulullah, aku tidak pernah melihatmu berpuasa pada satu bulan seperti pada bulan Sya’ban.” Beliau menjawab, “Ia adalah bulan yang banyak dilalaikan oleh manusia. yaitu antara Rajab dan Ramadhan. Ia adalah bulan saat amal diangkat menuju Tuhan, karena itu, aku ingin amalku diangkat dalam keadaan aku berpuasa.” (HR Abu Daud dan al-Nasai).
6. Berpuasa pada bulan-bulan haram (Dzulqa’dah, Dzulhijjah, Muharram, dan Rajab).
7. Puasa tiga hari pada setiap bulan qamariyah (13,14,15).
Abu Dzarr al-Ghifari berkata, “Rasulullah saw. memerintahkan kami untuk berpuasa dalam sebulan tiga kali: yaitu tanggal 13, 14, 15. Menurut beliau, ia seperti puasa setahun.” (HR al-Nasai).
8.Puasa Senin Kamis
Nabi saw. biasa melakukan puasa pada hari senin dan kamis. Maka, beliau ditanya tentang hal itu. Beliau menjawab, “Amal hamba dihamparkan pada hari senin dan kamis. Aku ingin amalku dihamparkan sementara aku dalam kondisi puasa.” (HR Abu Daud).Wallahu a’lam bish-shawab.
Wassalamu alaikum wr.wb.

Puasa Sunnah 6 hari Bulan Syawal

Sumber : Arsip Artikel - Millist DT

Berpuasa 6 hari pada bulan Syawwal setelah puasa wajib di bulan Ramadhan adalah merupakan puasa Sunnah Mustahabbah, bukan wajib. Namun puasa ini sangat disarankan kepada umat Muslim, karena kebaikan yang banyak yang ada padanya dan pahalanya yang amat besar. Barangsiapa berpuasa 6 hari pada bulan Syawwal (setelah berpuasa sebulan penuh pada bulan Ramadhan) akan dicatat baginya pahala seperti dia telah berpuasa selama satu tahun penuh, sebagaimana diriwayatkan dalam hadits sahih.

Abu Ayyuub (semoga Allah meridhoinya) meriwayatkan bahwa Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam berkata: "Barangsiapa berpuasa Ramadhan dan kemudian meneruskannya dengan 6 hari pada bulan Syawwal, maka seolah-olah dia berpuasa sepanjang hidupnya." (Diriwayatkan oleh Muslim, Abu Dawud, at-Tirmidzi, an-Nisaa'i dan Ibn Maajah). Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam menjelaskan hal ini kemudian beliau bersabda: "Barangsiapa berpuasa selama 6 hari setelah hari Raya Idhul Fitri berarti telah memenuhi tahun itu: (barangsiapa berbuat kebaikan [hasanah] akan mendapatkan 10 hasanah yang serupa dengannya)."
Berdasarkan riwayat yang lain: "Allah telah membuat untuk setiap kebaikan (hasanah) 10 kebaikan (hasanah) yang serupa, maka satu bulan berpuasa adalah sama dengan sepuluh bulan berpuasa, dan dilanjutkan dengan berpuasa 6 hari berarti telah memenuhi sepanjang tahun." (al-Nisaa'i dan Ibnu Maajah. Lihat juga Sahih al-Targhib wa'l-Tarhib, 1/421). Hal ini juga diriwayatkan oleh Ibn Khuzayman dengan kata-kata: "Berpuasa sebulan dalam bulan Ramadhan mendapatkan balasan 10 kali yang serupa, dan berpuasa selama 6 hari mendapatkan pahala bagaikan berpuasa selama 2 bulan, dan hal ini berarti berpuasa selama satu tahun penuh."
Madzab Hanbali dan Syafi'i menjelaskan bahwa puasa 6 hari pada bulan Syawwal setelah berpuasa Ramadhan membuatnya seolah-olah seseorang telah berpuasa selama satu tahun penuh, karena pelipatganda-an pahala berlaku pula terhadap puasa-puasa sunnah, karena setiap kebaikan (hasanah) di hitung sebagai 10 hasanah.
Hal lain yang menunjukkan pentingnya puasa 6 hari pada bulan Syawwal adalah bahwa puasa sunnah ini akan menutup kelemahan-kelemahan yang mungkin terjadi dalam puasa di bulan Ramadhan, karena tidak seorangpun yang terbebas dari kelemahan-kelemahan yang boleh jadi berpengaruh pada puasanya. Pada hari berbangkit, amalan-amalan sunnah akan diperhitungkan untuk mengejar kelemahan-kelemahan dalam amalan-amalan wajib, sebagaimana Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda: "Yang pertama kali akan dihisab pada hari berbangkit adalah Shalat. Robb kita, Yang Maha Mulia dan Maha Agung, akan berkata kepada malaikat-malaikat-Nya - meskipun Dia Maha Tahu - 'Periksalah sholat hamba-Ku, apakah sempurna ataukah tidak.' Apabila sempurna, akan dicatat sebagai sempurna, dan apabila ada kekurangannya, Dia akan berfirman, 'Periksa dan lihatlah apakah hamba-Ku telah melakukan sholat-sholat sunnah.' Jika dia telah melakukan sholat-sholat sunnah, (Allah) akan berfirman, Sempurnakan amalan wajib hamba-Ku dengan amalan-amalan sunnahnya.' Kemudian semua amalannya akan dihitung dengan cara yang sama." (diriwayatkan oleh Abu dawud). Wallahu a'lam bishawab.
PS:*Tentu amatlah tidak pantas bagi kita untuk "berhitung" atas pahala yang Allah berikan terhadap amalan kita.... karena sesungguhnya Nikmat dan Karunia Allah yang turun kepada kita tiadalah terhitung banyaknya. Namun mudah-mudahan apa yang disampaikan di atas membuat kita berlomba-lomba untuk melakukan ibadah sunnah disamping mengerjakan yang wajib.
*Bagi ukhti....puasa sunnah hanya bisa dijalankan apabila yang wajib telah terpenuhi... maka marilah bergegas untuk "melunasi" hutang puasa apabila ada... sehingga Insya Allah masih mendapat kesempatan untuk memenuhi puasa sunnah 6 hari di bulan Syawwal ini.
Ya Ilahi............ terimalah kami
Ampunilah kami......... Astaghfirullah ... Ya Rabbi
Ya Ilahi ... tuntunlah kami Ya Hadi...
Sucikanlah hati kami dari riya', ujub, prasangka negatif dan segala kekotoran yang membelenggu hati kami, Ya Quddus ... Engkau Yang Maha Suci
Kami sadar bahwa hati kami penuh dengan kekotoran Ya Allah...
mana mungkin Engkau Yang Maha Suci kan menempati hati yang kotor ini ....
hati yang penuh khilaf, penuh dosa... hingga hati kami hitam...
hingga tiada lagi cahaya dari-Mu... hingga sirna hati ini dari rasa cinta pada-Mu...
rasa rindu pada-Mu ... Ya Ilahi...
Demi-Mu Ya Ghaffar, sungguh kami telah menzhalimi diri kami sendiri...
sudah terlalu banyak dosa yang kami lakukan dalam keadaan sadar... dosa yang kami lakukan dalam diam... dalam sendirian... dalam tidak sadar
Ya Rauf... alangkah malunya kami pada-Mu... kami melakukan dosa secara
terang-terang pada-Mu
Ya Bashir... sungguh Engkau menatap kami ketika kami meninggalkan-Mu
Engkau mengetahui hati ini yang berbisik dengan prasangka negatif, ujub, ria', takabur
dan banyak lagi kehinaan yang kami lakukan pada-Mu Ya Khabir...
Engkau tetap sayang dan cinta pada kami Ya Rahman Ya Rahim...
tidak pernah dalam sesaat Engkau halangi kami dari menghirup oksigen yang menghidupkan kami dengan izin-Mu...
Ya Hayyu... tidak pernah sedetikpun Engkau memerintahkan matahari untuk tidak terus menerangi kami
Ya Nur... hari demi hari terus berlalu Engkau degupkan jantung kami
Ya Rahim... Engkau alirkan darah kami Ya Lathif...
Ya Rahman... alangkah cintanya Engkau pada kami Ya Allah... alangkah sayangnya Engkau
pada kami... hamba-Mu yang hina... banyak berpaling dari-Mu
Ampuni kami Ya Rauf... jika selama ini hati kami tidak pernah terbit cinta
pada-Mu... hinanya kami
Ya Allah ... kami telah mencari cinta manusia yang kotor dan meninggalkan
cinta-Mu yang suci
Ya Wadud... Ya Ilahi... hati ini, jiwa ini, tubuh ini, perasaan ini, derap langkah ini, bicara ini
semuanya milik-Mu Ya Allah...
Sungguh hamba tidak layak untuk berbicara tentang-Mu... sedangkan lidah ini penuh dengan dusta, hati ini kosong dari-Mu
Ya Allah... namun... terima kasih Ya Allah... Engkau izinkan lidah kami yang kotor ini
untuk menyebut, memuja dan memuji nama-Mu, Yang Maha Indah...
Terima kasih Ya Allah... Engkau pilih kami untuk menerima iman, Islam dan ihsan
terima kasih Ya Allah... hamba-Mu yang dina hina ini... Engkau pilih untuk menyebarkan risalah-Mu Ya Allah...
sungguh kami hina, kami tidak pernah punya daya dan upaya untuk meneruskan perjuangan suci kekasih-Mu Muhammad SAW
Ya 'Alim... sampaikanlah salam rindu dan cinta kami pada Rasul kami, tuntunan kami,
Muhammad SAW... kami tidak pernah berjumpa dengannya
Ya Jami'... Ya Ilahi...
kami tidak pernah layak untuk syurga-Mu Ya Allah... bagaimana mungkin kami layak
memohon syurgamu... namun Ya Allah... kami tidak sanggup dengan siksaan neraka-Mu
Ya Muntaqim... kami tidak sangup jika kami tidak dipilih untuk berjumpa dengan-Mu
Ya Allah... ampunilah kami yang lemah ini... ampunilah kami
ampunilah ibu-bapak kami, keluarga kami, guru-guru kami, teman-teman kami
***
Wahai jiwa-jiwa yang tenang, kembalilah pada Tuhan-Mu,
dengan penuh keridhaan pada-Nya, dan keridhaan-Nya pada-Mu...
maka masuklah kau pada hamba-Ku, dan masuklah ke dalam syurga-Ku
***

Sabtu, 08 November 2008

HINDARILAH BERHUTANG


By : Dr. Akram Ridha

Saat Nabi Muhammad SAW menengadahkan tangannya ke langit, beliau berdo’a :

“Allahumma inni a’udzubika minal hammi wal hazan, wa a’udzubika minal ajzi wal kasal, wa a’udzubika minal jubni wal bukhl, wa a’udzubika min ghalabatid daini wa qahrir rijal
( Ya Allah, sungguh aku berlindung pada-Mu dari kegundahan dan kesedihan.
Aku berlindung pada-Mu dari kelemahan dan kemalasan.
Aku berlindung dari ketakutan dan kekikiran. Dan aku berlindung dari cengkeraman hutang dan tekanan manusia)

Saat itulah, seorang sahabat terkesima dengan do’a yang Rasul SAW lantunkan, “A’udzubillahi minal kufri wad dain. (Ya Allah, aku berlindung dari kekufuran dan hutang),” maka ia berkata, “Apakah hutang itu sebanding dengan kekufuran?” Rasul bersabda,”Ya.”

Kini kita sadar bahwa berhutang adalah rekan yang menipu dan lahir dari penyakit-penyakit membeli. Hutang akan menjelma menjadi kegundahan di malam hari dan kehinaan di siang hari.

Saat kita menyadarinya, maka kita akan berpikir beribu kali sebelum berani berhutang.

Dengarkanlah peringatan Nabawi dari al-habib berikut :

Abu Hurairah RA berkata, Rasulullah SAW bersabda,”Jiwa seorang mukmin tergantung dengan hutang yang menjadi tanggungannya.”

Samurah bin Jundub RA berkata,”Nabi SAW melakukan shalat subuh, lalu bersabda,”Tidak adakah di sini seorang dari Bani Fulan?”

“Ada, ya Rasul,” jawab mereka.

“Saudaramu tertahan di pintu surga dengan hutang yang ditanggungnya,” sabda Nabi.

Muhammad bin Jahsy RA bercerita, “Dahulu kami duduk-duduk di sisi Rasulullah SAW, lalu beliau menengadahkan kepalanya ke langit dan meletakkan rahatahu (telapak tangan) di keningnya seraya bersabda, “Mahasuci Allah, kepedihan apa yang telah turun?” kamipun terdiam dan terhenyak. Keesokan harinya, aku bertanya,”Kepedihan apakah yang telah turun?” Beliau bersabda,”Demi yang jiwaku di tangan-Nya, sekiranya ada seorang laki-laki yang terbunuh di jalan Allah, lalu dibangkitkan, lalu terbunuh kembali, dan ia memiliki tanggungan hutang, niscaya ia takkan masuk surga hingga hutangnya dilunasi.”

Abdullah bin Amru bin Ash RA berkata, Rasulullah SAW bersabda,”Semua dosa yang mati syahid itu diampuni, kecuali hutang.”

Kebanyakan problematika keluarga yang hampirmenyebabkan matinya pernikahan *dengan talak* disebabkan jeratan hutang.

Sekali lagi saya ingatkan, awal terbukanya celah hutang dalam rumah tangga kita adalah menjangkitnya penyakit membeli dan terjeratnya seseorang dari belitan kredit. Bahkan, hutang bisa mendorong pelakunya untuk melakukan tindakan kriminal yang paling keji.

Sabtu, 01 November 2008

MUNAJAT




Dengan Nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang

Ya Allah, sampaikanlah sholawat, keselamatan, keberkahan untuk kekasih kami

Muhammad SAW dan kepada seluruh sahabat-sahabatnya


Wahai Rabb kami, kami telah dholim terhadap diri kami, dan apabila Engkau tidak mengampuni kami, niscaya kami akan termasuk orang-orang yang rugi


Ya Allah, wahai Yang Maha Mendengar, inilah kami, diri yang tubuhnya kotor berlumur dosa, yang hidupnya berselimut aib, kini berada di hadapan-Mu.

Ampuni Ya Allah, sebusuk apapun kehidupan yang pernah kami lalui, ampuni sebanyak apapun dosa-dosa yang melumuri tubuh kami, hapuskanlah Ya Allah, segelap apapun masa lalu kami.


Ya Allah, wahai Yang Maha Pengampun, kami datang kepada-Mu Ya Allah, kami ingin hidup kami berubah. Gantikan segala kebusukan kami menjadi kesucian dalam pandangan-Mu, gantikan segala kegelapan dengan cahaya-Mu Ya Allah, gantikan segala kedholiman kami menjadi hidayah taufik-Mu, gantikan Ya Allah segala kehinaan kami dengan kemuliaan di sisi-Mu.


Ya Allah, ampuni dan selamatkanlah Ibu Bapa kami Ya Allah, kami mohon di hari mustajabnya do'a ini Ya Allah, selamatkan Ibu Bapa kami. Apalagi yang dapat kami lakukan Ya Allah, beri hidayah dan taufik-Mu Ya Allah. Jadikan mereka orang yang sholeh sampai akhir hayat, jadikan akhir hayatnya khusnul khotimah, lapangkan kuburnya, jadikan ahli surga-Mu, Ya Allah selamatkanlah dan ampuni orang tua kami Ya Allah.


Ya Allah, ampuni dosa-dosa kami dan kedua orang tua kami, sayangilah mereka seperti mereka telah menyayangi kami di waktu kecil. Ya Allah selamatkan keluarga kami Ya Allah.


Wahai Tuhan kami, ampuni Ya Allah, para suami yang pernah mendholimi isteri dan anak-anaknya, juga ampuni para isteri yang telah mengkhianati keluarganya. Ampuni jikalau kami salah mendidik keluarga dan anak-anak kami Ya Allah. Utuhkan kami di dunia mulia, utuhkan kami di Surga-Mu, Ya Allah.


Ya Allah, selamatkan anak-anak kami, muliakan akhlaknya, kuatkan imannya. Berikan, Ya Allah, yang lebih baik dari pada yang kami dapatkan. Jadikan kami mulia di dunia, tempatkan kami sebagai ahli Surga-Mu, Ya Allah.


Ya Allah, selamatkan kaum muslimin wal muslimat, mukminin wal mukminat, khususnya para guru-guru kami Ya Allah, para ulama yang mengajar kami mengenal-Mu.

Ya Allah, tolonglah saudara-saudara kami yang kesusahan, berikan kami kemampuan untuk mencukupi, berikan kami rejeki yang halal berkah melimpah Ya Allah, jadikan kami ahli shodaqoh, jadikan hidup kami ahli zuhud.


Ya Allah, tolonglah saudara-saudara kami yang ada dalam kesempitan, berikan kelapangan Ya Allah. Tolonglah saudara kami yang difitnah, dihina, didholimi, berikan keteguhan iman Ya Allah, kekuatan dan kemenangan.


Tolonglah bangsa kami Ya Allah, bangkitkan kesadaran dari kalangan bangsa kami untuk beriman kepada-Mu Ya Allah, bangkitkan ummat-Mu Ya Allah, kurniakan para pemimpin yang Engkau ridhoi, jauhkan dari para pemimpin yang Engkau murkai.


Ya Allah, ampunilah dosa orang-orang mukmin dan mukminat, muslimin dan muslimat yang masih hidup dan yang telah meninggal dunia.


Ya Allah, kami memohon kepada-Mu, ridho dan syurga-Mu dan kami berlindung dari keburukan dan siksa neraka.


Ya Allah, hanya Engkaulah tempat kembali kami, hanya Engkaulah Yang Maha Tahu sisa umur kami, berikan kesempatan bagi kami Ya Allah untuk mempersembahkan yang terbaik dari hidup ini agar bermanfaat bagi orang lain.


Robbana aatina fiddunya hasanah wa filakhirati hasanah waqina'adzabannar, Wa adkhilnal jannata ma'al abrori, Ya 'Azizu, Ya Ghafar, Ya Robbal'alamin.

Subhana Rabbika Rabbil 'izzati amma yasifun wasalamun'alal mursalin

walhamdulillahirobbil'alamin.


INGAT .............. MATI




Allah menciptakan dunia ini sebagai tempat ujian bagi manusia.

Oleh karena itu, Allah kemudian menguji manusia, kadang dengan kesenangan dan di lain waktu memberikan dengan kesulitan.

Seringkali ketika sedang menghadapi kesulitan, manusia mudah jatuh dalam keputusasaan dan kesedihan, namun ketika sedang dalam keadaan senang, manusia lupa diri akan tujuan hidup.
Padahal Allah telah menegaskan secara berulang-ulang :

" Maka, sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan ",
( Q.S. 94 : 5-6 )

Apapun masalah dan kesulitan yang sedang Anda alami, Allah pasti akan memberikan jalan keluar.